Film Anak Smp Bersikap Optimis Sukses Belajar
Narasi inspiratif anak akil balig
Kenal lebih dekat dengan profil remaja dan anak muda yang berpartisipasi dalam COVID-19 Diaries
- Tersedia privat:
- English
- Bahasa Indonesia
Sejak pertama kali COVID-19 Diaries diumumkan, kami sudah lalu menyepakati lebih dari 500 karya semenjak remaja dan anak muda yang membagikan narasi dan asam garam mereka sejauh menghadapi pandemi.
Setiap bulannya, kami akan melembarkan satu profil bakal ditampilan dalam ‘Kisah Inspiratif Anak Muda.’ Yuk kenal kian erat dengan mereka dan dapatkan inspirasi dari aksi mereka!
April 2022 | Ebenhaezer Gesit Denandrya |
Maret 2022 | Intan Rahmawati |
Februari 2022 | Hardyanto Satrio |
Januari 2022 | Audy Amariztha Rapsolly |
Desember 2022 | Pandu Permana |
November 2022 | Fadilla Hersanti |
Oktober 2022 | Olivia Amalia Valentine |
September 2022 | Anfield Wibowo |
Agustus 2022 | Yonathan Bimo Satrio |
Juli 2022 | Rizka Raisa Fatimah Ramli |
Juni 2022 | Lulu Il Asshafa |
Ebenhaezer Gesit Denandrya
April 2022
Ebenhaezer Gesit Denandrya maupun Eben, 11 tahun, merupakan pelajar kelas 5 SD di Jawa Tengah. Saat ini, engkau tinggal di Ungaran, sebuah kota kecil yang berjarak sekitar 25 km berusul ibukota distrik Jawa Tengah, Semarang. Eben menyukai bermain persil umpet bersama imbangan-temannya di sekitar rumahnya yang dikelingi ladang dan sawah yang luas.
Sebelum pandemi, Eben aktif mengajuk bermacam rupa kegiatan di sekolah, seperti Pramuka dan dokter kecil. Eben memanfaatkan periode luangnya cak bagi menulis, ditemani dengan ibu dan kakaknya. Ibu Eben sering mengikutsertakannya dalam lomba menggambar. Selama hawar ini, lomba menggambar diselenggarakan secara online. Kadang kala Eben menang, cuma kekeluargaan kalah pula. Kerumahtanggaan ulung atau kalah, Ibu Eben bukan kenal lelah lakukan selalu menyemangatinya.
Eben bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek. Ibunya mengamanatkan agar Eben sparing matematika dengan giat jika ingin menjadi arsitek. “Jemah, kalau saya sudah menjadi arsitek, saya ingin membangun rumah yang dihiasi banyak rente cak bagi ibu saya, membangun sekolah yang asri dan sejuk bakal anak-anak asuh yang adv minim mampu, serta mewujudkan perpustakaan ii kabupaten,” jelas Eben.
Eben menamakan karyanya ‘Ayo Pakai Masker’. Karya ini engkau buat dengan intensi lakukan mengingatkan kita semua bahwa memakai topeng yaitu salah satu upaya efektif untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19. Eben merasa masih banyak makhluk nan lupa kerumahtanggaan menggunakan kedok.
Eben berharap pandemi ini lekas bubar sehingga ia dapat kembali bersekolah dan bermain bersama bandingan-temannya lagi. Beliau juga berharap agar awam Indonesia bisa sehat dan terhindar dari virus-virus berbahaya lainnya.
Pesan Eben kerjakan anak asuh-anak di Indonesia adalah tetaplah rajin belajar. “Banyak jodoh-teman kita nan tidak bisa belajar selama epidemi ini, karena tidak ada sinyal, tidak memiliki hp maupun harus bekerja kontributif basyar tua. Maka itu karena itu, kita harus bersyukur karena masih boleh belajar”.
Lihat karya Eben
“Banyak antitesis-lawan kita yang tak bisa belajar sejauh hawar ini, karena enggak ada sinyal, tidak punya hp atau harus bekerja mendukung orang tua. Maka dari itu karena itu, kita harus berterima kasih karena masih bisa sparing”
Intan Rahmawati
Maret 2022
Intan Rahmawati, 15 tahun, waktu ini menengah menuntut ganti rugi pendidikan menengah pertama di Kota Tangerang Selatan. Intan tergolong anak yang pemalu dan pendiam. Ia banyak menghabiskan waktunya bagi menulis di saat endemi ini.
Menulis adalah salah suatu hobi nan dikembangkan Intan detik berada di rumah. Baginya, menulis yaitu kejadian yang sangat menyenangkan. Plano seolah menjadi p versus bermainnya. Ia dapat menuangkan perhatian dan imajinasinya, juga menyuarakan banyak hal nan tidak dapat ia ucapkan. Intan menulis hampir saban hari, setidaknya minimal satu paragraf dalam satu hari. Tulisannya kemudian beliau unggah di blog online. Intan senang apabila tulisannya dipublikasikan dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Karyanya ia namakan “Stay Productive at Home”. Selain batik, Intan juga demen merawat pokok kayu hias dan membuat prakarya, begitu juga yang ia bagikan melalui postingan instagram untuk #COVID19Diaries. Melangkaui karyanya, Intan harap meskipun semenjana kreatif di rumah saja seperti mana kini ini, lain bermanfaat hanya berayun-ayun kaki atau berdiam diri. Kita bisa melakukan hal-hal produktif dan berharga nan belum sangkutan dilakukan. Ia berpesan “Silakan jadikan periode pandemi cak bagi mewujudkan kita kian baik sekali lagi. Yuk, jangan semata-mata rebahan, sahaja buatlah pergantian.”
Intan cak hendak pandemi ini segera bererak dan momongan muda Indonesia tak kehilangan waktu untuk melebarkan diri secara optimal. Anda berharap hawar ini menjadi refleksi bakal kita menjadi lebih baik lagi, lebih ingat tentang pentingnya menjaga kebersihan terutama semenjak yang sangat kecil tapi berpengaruh besar, yaitu mencuci tangan.
Intan berpretensi menjadi seorang panitera. Sosok inspirasional baginya adalah Sapardi Djoko Damono, seorang pujangga Idonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai macam puisi-puisinya.
Pesan Intan bagi anak asuh cukup umur lainnya, “Yakinlah setelah kesulitan pasti terserah kemudahan. Siang diciptakan karena yang gelap lain akan selamanya gelap. Semua akan indah pada waktunya. Jadi, jangan mudah tungkul dan tetap umur.”
Lihat karya Intan
“Mari jadikan masa epidemi untuk mewujudkan diri kita kian baik lagi. Marilah, jangan hanya berbaring, semata-mata buatlah pertukaran.”
Hardyanto Satrio
Februari 2022
Hardyanto Satrio, 20 tahun, merupakan sendiri mahasiswa jurusan Bahasa Inggris di pelecok suatu perguruan strata di Toraja. Sebelum pandemi, Ardy aktif mengajuk perkuliahan secara tatap cahaya muka. Namun, sejak pandemi dimulai, Ardy kembali menyinambungkan perkuliahan melalui jarak jauh. Meskipun pandemi ini berbuah pada kesehariannya, terutama puas kurangnya aktivitas badan, Ardy menyanggupi hawar ini mengajarkannya banyak hal. Ia menjadi lebih menjaga kebersihan, peduli terhadap kesehatan, menghabiskan banyak musim bersama keluarga, serta banyak memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kemampuan menggambarnya.
“Mempertajam Talenta” yakni judul karyanya untuk COVID-19 Diaries. Melangkaui karyanya, ia berpesan bikin kita semua untuk memanfaatkan waktu sesegak siapa dengan mengasah darah maupun kemampuan yang kita miliki.
Ardy kepingin hendaknya epidemi ini buru-buru berakhir dan kita dapat mengambil sisi positif dari masa-perian elusif ini. “Sesulit apapun rintangan yang kita hadapi, kalau kita masih memiliki intensi dan percaya pada harapan itu, yakinlah akan cak semau panah lakukan kita bakal melewati gelapnya rintangan tersebut,” ujar Ardy.
Ardy memiliki banyak impian yang ingin anda raih, seperti mana menjadi
graphic designer, guru bahasa Inggris, dan juga menjadi sendiri
international superstar. Ia cak hendak dapat memotivasi dan menyebarkan energi positif bagi anak-anak enggak dari berbagai belahan dunia.
Ardy ingin momongan muda di Indonesia menjaga pikiran agar tetap positif selama pandemi ini. Ia pun berpesan, “Pastikan kamu memiliki pemikiran yang sehat dalam menyibuk dan menghadapi setiap situasi. Karena sepermai apa pun sesuatu, akan menjadi tertumbuk pandangan riuk seandainya kamu menghadapinya menggunakan pemikiran yang buruk.”
Lihat karya Ardy
“Sesulit apapun rintangan yang kita hadapi, sekiranya kita masih n kepunyaan harapan dan berkepastian pada intensi itu, yakinlah akan terserah sinar bagi kita untuk melewati gelapnya hambatan tersebut.”
Audy Amariztha Rapsolly
Januari 2022
Audy Amariztha Rapsolly, atau biasa dipanggil Ody, 15 tahun, saat ini tinggal di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Selama pandemi, Ody melakukan pembelajaran secara online. Ody mengisi periode luangnya dengan menggambar dan mengambil foto.
Ody mempunyai banyak cita-cita, keseleo satunya yaitu menjadi koteng desainer. Menurut Ody, dengan menjadi sendiri ahli grafis dirinya boleh bekerja dan membuat hal bau kencur yang unik.
“Hello new normal” yakni judul yang beliau berikan untuk karyanya. Melalui karyanya, Ody mau semoga kita semua tetap disiplin menjaga kesehatan dan tetap berada di rumah sejauh periode pandemi. Meski berada di rumah sahaja, ia berpetaruh kendati kita tidak bermalas-malasan dan tegar produktif. Riuk satunya yaitu dengan sparing hal baru nan aktual.
Ody berkeinginan moga pandemi ini buru-buru berpisah dan semuanya dapat kembali normal. “Pesan saya kepada seluruh anak-anak asuh Indonesia untuk ki ajek spirit menjalani hari. Gunakan masa yang ada dengan seindah mungkin dan kembangkan potensi diri menjadi lebih baik pun.”
Lihat karya Ody
“Pesan saya kepada seluruh anak-anak Indonesia bagi setia jiwa menjalani masa. Gunakan musim yang cak semau dengan secantik siapa dan kembangkan potensi diri menjadi lebih baik lagi.”
Pandu Permana
Desember 2022
Pandu Permana yakni sendiri ilustrator dari Yogyakarta. Sebelum pandemi, Pandu buruk perut bertemu beberapa tara untuk berbuat ilustrasi bersama. Namun, setelah endemi Pandu lebih demap mengamalkan ilustrasi secara online. Selain itu, Pandu sekali lagi camar membagikan karya-karyanya di akun Instagram miliknya.
Titel karya Pandu adalah ‘Berkarya dari Rumah, semenjak Kita untuk Kita.’ Wanti-wanti yang ingin Pandu sampaikan adalah di manapun kita berada dan bagaimanapun kondisi kita sekarang, sebisa mungkin cobalah untuk kukuh berkarya sesuai kemampuan dan minat kita masing-masing. Menurut Pandu, kita harus rajin mencari cara untuk berkarya dan memberikan yang terbaik terbit diri kita demi diri kita seorang, keluarga, teman, dan seluruh awam.
Pandu bercita-cita wabah ini lekas berjauhan dan kita tidak tunduk di masa yang sulit ini. Pandu kritis setiap kesulitan yang dihadapi setiap orang pasti berbeda-beda. Ia meyakini bahwa di tiap kesulitan yang kita hadapi majuh ada tuntunan yang dapat kita renggut. “Sejauh tempias api tujuan itu masih ada, saya yakin kita pasti bisa melakukannya. Bintang sartan, ada dua pilihan ketika menghadapi paceklik: tunduk sreg keadaan dan menjadi semakin terpuruk atau bangkit dan menjurus waktu depan cemerlang, manakah yang akan kita pilih?” kata Pandu.
Pandu punya banyak impian. Salah satu impiannya adalah membuat firma sinema animasi. Sejak mungil hingga sekarang, Pandu gemar menonton sinema kartun. Di bioskop-film yang kamu tonton itu camar diajarkan adapun wanti-wanti-pesan aktual dan pentingnya mempunyai impian serta propaganda untuk mencapai impian tersebut. Selain itu, Pandu juga cak hendak keliling dunia dan takhlik channel Youtube adapun perjalanannya. “Saya senang mengenal dan mempelajari budaya di berbagai rupa panggung berbeda. Saya kepingin membagikan perjalanan saya agar manusia-individu nan menontonnya dapat terikat dan mendapat pengumuman akan halnya budaya di tempat itu.”
Lihat karya Pandu
“Suka-suka dua pilihan momen menghadapi masa sulit: menyerah pada situasi dan menjadi semakin terpuruk maupun angot dan menuju kala nanti cemerlang, manakah nan akan kita pilih?”
Fadilla Hersanti
November 2022
Fadilla Hersanti, yakni murid inferior 10 SMA di daerah Sumur, Kabupaten Cirebon. Fadilla demen sekali melukis, main-main gitar, mengambil foto, dan belajar. Sebelum hawar, Fadilla lebih banyak beraktivitas di sekolah dibandingkan di rumah. Namun, selama pandemi, Fadilla mengisi hari-harinya dengan belajar, batik, dan dolan gitar di flat, serta berlatih marching band di daerah saya dengan mematuhi protokol kebugaran.”
Karya Fadilla bakal COVID-19 Diaries berjudul ‘New Normal for Children.’ Melalui karyanya, Fadilla mengemukakan harapannya seharusnya teman-tara yang mulai beraktivitas sedikit demi minus di hari new normal ini boleh terus menerapkan protokol kesehatan. Semoga kita bisa segera merasakan kebebasan sebagai halnya sebelum tahun pandemi.
“Saya berharap semoga hari pandemi ini cepat bubar, dan kami – anak-anak mulai dewasa Indonesia – bisa juga beraktivitas seperti mulanya,” introduksi Fadilla. Pesan nan ingin Fadilla sampaikan kepada seluruh anak muda di Indonesia, mari jadikan hari pandemi ini untuk meniadakan diri kita menjadi lebih baik lagi, jangan jadikan masa wabah buat berayun-ayun kaki. Kita bisa mencoba beragam hal mentah, bereksperimen, berkarya, lebih loyalitas, dan teguh bosor makan.
Fadilla punya banyak damba dan kenginan. Salah satunya, Fadilla mempunyai ketertarikan buat mendalami kesegaran mental anak asuh-anak. Untuk itu, suatu saat nanti, Fadilla kepingin menjadi psikolog anak asuh, atau mantri momongan, atau dokter spesialis kejiwaan.
Tatap karya Fadilla
“Saya berpretensi semoga masa taun ini cepat berakhir, dan kami – momongan-anak asuh muda Indonesia –bisa pula beraktivitas seperti sediakala.”
Olivia Amalia Valentine
Oktober 2022
Olivia Amalia Valentine, atau biasa dipanggil Valent, saat ini tinggal di Yogyakarta. Bak koteng ilustrator, anda mengisi musim-harinya untuk melukis, membuat ilustrasi dan desain. Sejauh endemi, engkau memang kian banyak adv amat di apartemen. Saja, kejadian itu tidak menghalanginya untuk berkarya. Beliau malah merasa semakin bersemangat untuk berkarya dan membagikan pesan-wanti-wanti positif melangkahi visual dan ilustrasi yang engkau bakal.
Sebelum pandemi, ia sering mengadakan pertemuan dengan saingan-n partner peguyuban ilustrator bakal melakukan kegiatan kesenian bersama, seperti pameran lukisan. Sejak pandemi, ia dan inversi-padanan ilustrator semenjak berbagai negeri di Indonesia taat rutin berkomunikasi secara virtual untuk berbagi ilmu, serta tetap produktif, misalnya dengan mengadakan pameran virtual.
Karya Valent bagi COVID-19 Diaries berjudul “Subur Bekerja Supaya di Rumah Sekadar.” Pesan yang ingin ia sampaikan yakni di manapun kita produktif dan bagaimanapun kondisi momen ini, marilah kukuh aktif berkarya. Terus sebarkan khasiat bagi diri koteng, keluarga, atau manusia lain, meski dimulai mulai sejak hal-hal kerdil.
Valent berharap epidemi ini bisa buru-buru berakhir sehingga semua orang dapat beraktivitas secara absah kembali. Walaupun taun ini belum berakhir, jangan patah semangat, terus berusaha mengamalkan hal-kejadian positif dan bermanfaat. Kamu yakin setiap orang pasti punya kesulitan sendirisendiri. Saja, sira cak hendak mengingatkan agar kita kepingin patuh positif dan selalu bersyukur dalam keadaan sesulit apapun. Ia adv pernah bahwa peristiwa ini jarang terutama ketika kita merasa hilang tujuan. “Percayalah, jika kita konstan berterima kasih, berpikir dalam-dalam positif, serta comar melakukan apa peristiwa dengan maksimal, saya yakin semua akan indah pada waktunya,” ujar Valent.
Suatu momen belakang hari, Valent ingin sekali bisa mewujudkan mimpinya memiliki perusahaan batik. Anda suka sekali mewujudkan desain batik dan berharap bisa menciptakan desain menulis yang memiliki narasi penuh makna. “Saya ingin desain saya bisa menginspirasi banyak manusia, dan saya pula ingin masuk melestarikan menulis.”
Lihat karya Valent
“Percayalah, jikalau kita tetap bersyukur, berpikir dalam-dalam positif, serta majuh melakukan segala situasi dengan maksimal, saya yakin semua akan indah pada waktunya.”
Anfield Wibowo
September 2022
Anfield Wibowo, 15 tahun, saat ini semenjana menuntut ganti rugi pendidikan di SLB B Pangudi Indah, Jakarta. Selama pandemi COVID-19, Anflied merasa tidak bebas dan jenuh, sekadar kejadian ini sampai-sampai membuatnya menjadi kreatif. Anfield rutin menggambar, melukis, dan berbuat kegiatan kesenian lainnya setiap perian di rumah.
Misal remaja tuli dan remaja dengan sindrom asperger, Anfield kerap menghadapi tantangan kerumahtanggaan bersosialisasi dan berkomunikasi sehari-masa. Akan tetapi, Anfield selalu berusaha dan pantang menyerah. Selain berlatih lisan dan tulisan, Anfield menggunakan lukisan sebagai medianya cak bagi menyampaikan pesan. Dengan melukis, Anfield merasa abolisi dan adil. Kanvas adalah taman main-main baginya.
Sejak jiwa 2 tahun, Anfield telah membiasakan memegang pensil dan berlatih meruntun garis dengan tegas dan cepat. Kemudian, momen usianya 7 waktu, Anfield masuk ke sebuah sanggar lukis yang diasuh seorang seniman. Dialah nan memperkenalkan Anfield pada media kanvas. Dia juga yang mengetahui Anfield dan memberikan independensi munjung pada Anfield cak bagi bekerja.
Semua hal yang suka-suka di sekitarnya adalah inspirasi bakal Anfield dalam bekerja, termasuk karya-karya ilustrator lain, buku-buku bertato, tayangan TV atau Youtube. Semua ia padukan dengan imajinasinya.
Karyanya diberi tajuk ‘Rasa dan asaku.’ Meskipun keadaan serba sulit, Anfield mengamanatkan sebaiknya kita harus tunak bersyukur karena kehidupan tunak ada dan tetap berjalan. Kita harus ingat bahwa semua akan lekas berparak.
Anfield bertarget kiranya selama pandemi ini kita boleh menjadi semakin loyal, kuat, dan optimis. Anfield juga berkeinginan hendaknya kita bisa meningkatkan kepedulian terhadap sesama. “Jangan menyerah, tetap optimis, dan teruslah berkarya,” katanya. “Ayo isi sekarang sesudah-sudahnya demi diri sendiri, keluarga, dan sesama!”
Anfield ingin bisa terus sekolah dan menggapai cita-citanya menjadi perupa. “Semoga karya-karya saya dapat menginspirasi semua orang. Saya menyembahkan karya-karya saya untuk sosok-bani adam terdekat saya, masyarakat, dan negara.”
Tatap karya Anfield
“Jangan menyerah, tetap optimis, dan teruslah berkarya. Ayo isi periode ini semolek-baiknya demi diri sendiri, batih, dan sesama!”
Yonathan Bimo Satrio
Agustus 2022
Yonathan Bimo Satrio, atau biasa dipanggil Bimo, berasal pecah kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan, tetapi ketika ini sedang menuntut ganti rugi pendidikan di Perhimpunan Atma Jaya Yogyakarta, jurusan ilmu masyarakat. Bimo suka sekali takhlik konten video, berjoget, menggambar, dan mewarnai. Sebelum wabah, kegiatan Bimo sehari-hari diisi dengan kuliah dan aktivitas di sejumlah komunitas kampus, yaitu On Fire dan Tepus Story. Selain itu, Bimo juga rutin latihan menari setiap pekan. Akan tetapi, setelah endemi, semua berubah. Bimo pula ke rumahnya dan menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga. Kegiatan bersama komunitas kini dilakukan melalui media sosial. Sejauh di rumah, Bimo tetap berlatih tari, membuat konten video, menggambar, mewarnai, dan menanam berbagai tumbuhan sayur organik agar tetap mampu dan tetap hidup.
Karya Bimo diberi titel “Semua akan mulia lega waktunya dan mengarah masa depan nan lebih baik.” Inspirasi Bimo kerjakan karya ini berasal dari pengalamannya bersama peguyuban Tepus Story dimana ia memiliki kesempatan untuk mengajar adik-adik di Tepus dan mengintai sukma membiasakan mereka yang begitu besar. Meski demikian, mereka tetap tak lupa menikmati masa bermain. “Masa pandemi menjadi tantangan baru untuk memulai hidup yang baru. Taun memang mengubah segalanya, tapi tidak pada semangat kita untuk menuju hidup yang baru. Mungkin ia bosan, jenuh dan tertekan selama di rumah. Akan namun, percayalah kamu bisa mendapatkan kunci untuk mengaras masa depan nan makin baik,” demikian wanti-wanti Bimo.
Bimo lagi berharap setelah wabah selesai, masyarakat mulai punya pemahaman untuk selalu menerapkan hidup fit dan bersih, seperti makan-makanan yang sehat, rajin cuci tangan, dan pelalah pakai masker saat semenjana keluar. Selain itu, Bimo lagi mau terus melanjutkan cerita petualangan hidupnya di buku surat kabar dan dapat berbagi kisahan dengan kebalikan-padanan tentang banyak keadaan yang kita pelajari selama endemi.
Untuk menutup ceritanya, Bimo juga berbagi tentang mimpi yang ingin dicapainya. “Impian saya ingin membangun sebuah organisasi atau LSM bagi momongan-anak. Saya ingin organisasi ini bisa menjadi tempat anak-anak muda berkontribusi, berlatih meningkatkan rasa empati, dan memberikan perhatian penuh kerjakan kesejahteraan anak-anak.”
Lihat karya Bimo
“Perian taun menjadi tantangan baru untuk memulai arwah yang baru. Pandemi memang menyangkal segalanya, tapi lain lega semangat kita bikin menjurus hidup yang hijau. Mungkin anda bosan, jenuh dan tertekan selama di flat. Akan tetapi, percayalah anda bisa mendapatkan kunci untuk hingga ke waktu depan yang lebih baik.”
Rizka Raisa Fatimah Ramli
Juli 2022
Rizka, 19 tahun, sekarang tinggal di Makassar. Sebelum taun, waktu-hari Rizka diisi dengan kunjungan ke taman bacaan untuk berlatih dan menggambar atau cak bertengger ke perkumpulan menggambar. Sejak pandemi, Rizka menghabiskan waktunya cak bagi belajar dan batik di flat, serta beristirahat.
Rizka berharap karya-karyanya bisa menginspirasi banyak orang. “Tidak semua cucu adam bisa merasa aman di ‘rumah’ koteng” adalah judul sekaligus pesan yang ingin Rizka sampaikan melalui karyanya lakukan #COVID19Diaries. Karya ini terinspirasi berpunca berbagai kisah yang dibacanya di internet tentang kekerasan dalam kondominium hierarki. Pandemi #COVID19 dan kondisi sosial yang mengikutinya dapat menyebabkan meningkatnya risiko anak-anak mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Rizka juga mendengar beragam tanggapan mengenai karyanya. Ada sekali lagi bilang orang yang menangkap pesan enggak, seperti seperti mana perbedaan “kelas” masyarakat dalam menghadapi pandemi. Tetapi menurut Rizka, setiap karya bisa memiliki beragam tafsiran.
Pesan Rizka bagi kita semua nan semenjana menghadapi epidemi, “Masa taun ini adalah masa yang sulit bagi kita semua. Berdiam di rumah mungkin terasa membosankan, tapi semoga masyarakat saja keluar rumah bila memang wajib agar memutus makao penyebaran. Jika rumahmu enggak kembali terasa seperti ‘rumah’ pastikan anda menghubungi tandingan beliau atau orang lain yang kamu percaya.”
Lihat karya Rizka
“Kalau rumahmu tidak lagi terasa seperti ‘rumah’ pastikan kamu mengabari musuh kamu atau turunan lain nan dia berketentuan.”
Lulu Il Asshafa
Juni 2022
Tahun ini, Lulu lulus dari SMA Negeri 1 Purworejo dan bersiap menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi.
Berbekalkan materi yang diberikan bersumber
Workshop Videography
yang diselenggarakan oleh UNICEF, U-Report, dan Yayasan Setara, video Lulu nan dipublikasikan UNICEF mendapat sambutan hangat mulai sejak banyak turunan, dengan kuantitas like lebih dari 260 mili. Lulu bertarget karyanya dapat menginspirasi kita semua kerjakan mengoptimalkan waktu nan kita miliki selama endemi.
Lulu kembali mewasiatkan agar kita semua selalu menjaga kesehatan sejauh pandemi. Tidak semata-mata kebugaran awak, tapi pula kesehatan perasaan dan hati. Pelihara kebugaran fisik dengan tetap di apartemen, menggunakan masker momen menghindari ke asing, dan cerbak cuci tangan. Penting lagi untuk menjaga kesegaran pikiran dengan tetap berpunya, dan menjaga kesehatan hati dengan setia ibadah di kondominium.
“Pamrih saya, semoga wabah cepat berakhir, ekonomi pulih, dan pendidikan seremonial juga. Indonesia siap menyambut musim baru dengan kekuatan hijau,” tutur Lulu sebagai pesan penutup
Lihat karya Lulu
“Pamrih saya, semoga pandemi cepat berakhir, ekonomi pulih, dan pendidikan lazim kembali. Indonesia siap memegang tahun baru dengan kurnia baru.”
Source: https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/covid-19-diaries/kisah-inspiratif-anak-muda