Boneka Jenazah Labor Pai Pembelajaran Untuk Tingkat Smp


Arketipe Penerimaan PAI


DI SD, SMP DAN SMA








Foto Subuh Nahari (sumur foto: facebook)



(Mahasiswa Program Pascasarjana S2 STAIN Kediri)


Ki I



PENDAHULUAN



A.




Parasan Belakang


Selam sudah mengatur agar manusia menjadi seseorang nan berpendidikan. Ada hadits nan menerangkan bahwa
menuntut aji-aji hukumnya wajib bagi umat Islam
dan sekali lagi hadits yang menerangkan
tuntutlah guna-guna meskipun ke kewedanan Cina. Kejadian ini membuktikan bahwa Islam membentangkan umatnya cak bagi mati-matian dalam berburu guna-guna. Di dalam pendidkan tidak lepas pecah berjenis-jenis komponen nan suka-suka. Sebagaimana kita ketahui, di intern proses pendidikan haruslah terserah sendiri pendidik, terbentuk, sarana prasarana, dan juga kurikulum. Dengan adanya komponen yang baik dari komponen tersebut maka intensi pendidikan akan terwujud.




Intensi ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha maupun kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan satu usaha dan kegiatan yang berproses melampaui tahap-tahap dan tahapan-strata, tujuannya bertahap dan bertingkat.

[1]


Muhammad Athiyah al-Abrasyi merumuskan tujuan pendidikan Islam secara makin rinci. Dia menyatakan bahwa tujuan pendidkan Selam ialah lakukan mewujudkan tata susila luhur, langkah menghadapi umur bumi-alam baka, persiapan lakukan mencari rizki, menumbuhkan vitalitas ilmiah, dan menyiagakan profesionalisme subjek didk. Berasal lima tujuan pendidikan tersebut semuanya harus membidik sreg noktah keutuhan yang salah satu indikatornya merupakan nilai tambah kuantitatif dan kualitatif.

[2]


Dari tujuan tersebut nyatalah bahwa Islam mengasakan agar belakang hari pasca- bernasib baik pendidikan agama Islam terciptalah manusia yang siap dalam segala keadaan.








Pendidikan enggak maaf mulai sejak apa aspek yang mutakadim tersebutkan tadi. Aspek yang penting diantaranya adalah kurikulum dan juga peserta didik. Kurikulum dan petatar tuntun ini menjadi peristiwa nan tak terpisahkan. Ini karena kurikulum menyetarafkan dengan jenjang pelajar bimbing itu sendiri. Di internal proses pembelajaran PAI, terjadi pula interaksi antara hawa (pendidik) dan siswa (peserta ajar). Para master PAI di setiap institusi pendidikan,, lampau diharapkan memiliki lebih lagi dituntut untuk menguasai pembelajaran PAI.

[3]


Ini lain enggak berniat agar materi yang tersampaikan nanti bisa tersampaikan secara maksimal kepada pelajar didik.

Di dalam pendedahan adanya penyelenggaraan kesiswaan. Ini tidak tidak hendaknya bertujuan bagi mengatur bineka kegiatan dalam parasan kesiswaan agar kegiatan penerimaan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, terkonsolidasi, serta berlambak mencapai tujuan pendidikan sekolah.

[4]



Begitu juga kita ketahui bahwa internal sistem pendidikan di negara Indonesia ini peserta didik dibagai n domestik janjang-pangkat. Diantaranya adalah tingkat SD, SMP dan SMA. Tingkatan ini sudah menjadi formula semoga materi pendidikan dapat tersampaikan di masing-masing tataran. Dalam mengutarakan materi untuk masing-masing tingkatan perlu pula adanya model pendedahan nan sesuai. Peristiwa ini tak lain agar murid tuntun menerima materi secara maksimal. Situasi ini pula terjadi untuk Materi PAI.

Materi PAI adalah materi nan berisikan mengenai hal-situasi nan berdasarkan Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, hadits, ijma’ dan qiyas. Materi ini berjasa disampaikan, dan juga penyampaiannya menunggangi model yang sesuai dengan tingkatan kelas masing-masing. Ini moga nantinya tercipta anak adam kamil yang bertaqwa kepada Tuhan SWT. Oleh karena itu dalam makalah ini akan disampaikan mengenai materi PAI apa yang sesuai dengan tingkatan SD, SMP, dan SMA. Dan juga bagaimana hipotetis penataran untuk tingkatan SD, SMP, dan SMA.


B.


Rumusan Kebobrokan

Dari satah belakang yang sudah terpaparkan, maka boleh diambil rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Barang apa materi PAI bagi SD, SMP dan SMA?
  2. Bagaimana komplet penataran PAI untuk SD, SMP dan SMA?


BAB II



PEMBAHASAN

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan peladenan yang khusus diperuntukkan buat peserta (murid bimbing). Proses pembelajaran dalam pendidikan agama Islam, sememangnya menggunakan mandu-pendirian umum proses pendedahan yang dikemas secara Islami. Komponen-onderdil yang terlihat lagi umumnya sepadan, yaitu mencakup maksud, bahan, metode, alat, evaluasi termasuk petatar dan gurunya.

[5]


Ini jelas bahwa materi yang disampaikan internal PAI ini mempunyai perbedaan dengan materi pelajaran nan lainnya. Sudah lalu dikenal bahwa materi PAI adalah materi yang bernafaskan agama Selam. Dan juga dalam penyampaian materi tersebut mutakadim ada pembagian tersendiri yang terbagi dalam tingktaan-tingkatan masing-masing. Strata tersebut sesuai dengan usia dan kemampuan akal anak (biqadri uqulihim).

[6]


Ini tak tidak sebaiknya mereka mampu memberahikan pemikiran serta mempersempit keimanan dan daya kreatifnya.


A.


Materi PAI bagi SD, SMP dan SMA

  1. Materi PAI bagi SD

Matrei PAI yang ada plong tingkatan SD yaitu: Adab, Ibadah, Al-Qur’an, Keimanan, Tarikh Islam.

[7]


Itulah materi yang secara publik ada dalam tingkatan SD. Bersumber materi PAI tersebut momongan SD diharapkan:

a.
Ki berjebah membaca Al-Qur’an dengan benar.

b.
Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Utusan tuhan-rasul-Nya, periode yaumul, dan qadha-qadar.

c.
Terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji, menghindari sifat-sifdat tercela, dan bertata kerama privat sukma sehari-tahun.

d.
Mengenal akur Islam dan mampu melaksanakn beribadadah salat, puasa, zakat fitrah, dan wirid serta do’a sehabis salat.

[8]



  1. Materi PAI bagi SMP

Materi PAI di tingkat SMP bukan jauh cedera dengan nan ada di SD. Materi-materi tersebut yakni: Keimanan, Ibadah/fiqih, moral, Al-Qur’an, hadits, sejarah Islam.

[9]


Berbunga materi tersebut anak asuh-anak sreg tangga SMP diharapkan:

a.
Berharta membaca dan menulis ayat Al-Qur’an serta memahami syariat bacaannya.

b.
Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-utusan tuhan-Nya, waktu kiamat, dan qadha-qadar dengan memaklumi maknanya.

c.
Teradat berwatak dengan aturan terpuji, menyingkir sifat-sifat ternoda, dan bertata kerama intern umur sehari-hari.

d.
Memahami dan produktif mencoket kemujaraban dan hikmah urut-urutan Islam fase Makkah, Madinah, dan Khulafaurrasyidin serta bakir melaksanakannya dalam spirit sehari-hari.

[10]



  1. Materi PAI untuk SMA

Materi PAI untuk hierarki SMA enggak jauh beda dengan SD dan SMP. Akan namun hasil nan diinginkan pada jenjang SMA ini lebih panjang berpangkal puas tingkatan sebelumnya. Materi PAI bagi SMA merupakan: Keimanan, Ibadah/Fiqih, Akhlak, Rekaman Selam, Adverbia/Hadits.

[11]


Dari materi tersebut, anak SMA diharapkan bakir:

a.
Membaca dengan mengerti hukum bacaannya, menggambar, dan mengarifi ayat Al-Qur’an serta berkecukupan mengimplementasikannya dalam jiwa sehari-periode.

b.
Percaya kepada Allah SWT., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir zaman, dan qadha qadar dengan mengetahui kekuatan dan hikmahnya serta direfleksikan dalam sikap, perilaku, dan kesusilaan murid jaga pada dimensi kehidupan sehari-hari.

c.
Terbiasa berwatak dengan resan terpuji, menghindari aturan-sifat tercela, dan bertata kerama dalam umur sehari-hari.

d.
Mengarifi sumber hukum dan ketentuan syariat Islam tentang ibadah, muamalah, mawaris, munakahat, jenazah, dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

e.
Mengarifi dan subur cekut kurnia dan hikmah kronologi Islam di Indonesia dan manjapada serta mampu menerapkannya kerumahtanggaan kehidupan sehari-hari.

[12]




B.


Hipotetis Pendedahan PAI bagi SD, SMP dan SMA

Secara umum contoh pembelajaran PAI sreg SD, SMP dan SMA boleh dilaksanakan dengan menggunakan bilang metode. Seperti:

  1. Metode antisipatif. Metode ini merupakan sebuah cara mengantisipasi persoalan anak asuh yang langsung muncul di kalangan mereka. Guru mengetahui semua persoalan anak yang majuh kulur dan mepersiapkan solusinya sedini mungkin sehingga muncul permasalahan itu maka ia akan segera menghadapi dan memecahkannya cepat dan bijkasana.
  2. Metode dialog berbenda. Metode ini merupakan salah satu cara yang  lebih efektif karena melibatkan siswa secara langsung berdialog dengan master mengenai suatu permasalahan nan menengah dihadapi. Anak didik mengekspos pendapatnya langsung bersumber hati nuraninya dan guru siap mendengar serta melayani semua permasalahan anak asuh dan berupaya membantu mencarikan solusinya.
  3. Metode pendalaman kasus. Metode ini yaitu metode menganagkat suatu contoh permasalahan nan kombinasi terjadi pada diri seseorang atau kelompok cucu adam untuk dijadikan rujukan maupun contoh maupun teladan sebagai solusi alternatif yang bisa diambil.
  4. Metode pelatihan. Metode ini aktual latihan-latihan yaitu prinsip pelibatan jasad dan mental mereka untuk berbuat serangkaian latihan beribadah dan berbuat suatu polah nan sesuai dengan perintah Tuhan dan Nabi-Nya sehingga anak asuh jaga dapat mengembangkan intelektualnya secara kian baik dan benar.
  5. Metode merenung. Metode ini yakni melatih anak didik untuk memikirkan permasalahan yang mereka miliki. Sehingga semuanya dapat dikembalikan kepada Allah.
  6. Metode kunjungan. Metode ini merupakan cara lawatan ke daerah-kawasan dalam rangka meningkatkan rasa ukhuwah, persaudaraan sesama mukmin, memupuk rasa persatuan dan kesendirian diantara sesama peserta.
  7. Metode kontemplasi. Metode ini melatih siswa merenungkan kembali peristiwa-kejadian di masa silam sehingga membuahkan adat sabar plong diri anak asuh didik.
  8. Metode taubat. Metode ini yakni cara kiranya pesuluh menyesali diri atas perbuatan-polah yang mereka bagi dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
  9. Metode-metode bukan yang dapat digunakan privat proses belajar agama, diantaranya: metode analisis, metode
    problem solving, metode tanya-jawab, creramah, pemberian tugas, dsb.

    [13]



Dari beberpaa metode tersebut boleh diterapakan cak bagi segala tahapan kelas, baik SD, SMP maupun SMA. Akan tetapi untuk masing-masing tingkatan ada perbedaan yang mendasar dalam model pembelajarannya. Adalah sebagai berikut:

1)
Model Pembelajaran PAI bagi SD

Di intern tingkatan SD, tentu berbeda cara pembelajaran dengan tingkat-tingkat yang lebih pecah SD atau dibawahnya SD seperti di Yojana Kanak-kanak. Kita ketahui di SD arwah peserta didik adalah adalah galibnya berpokok usia 6-12 tahun. Usia ini tergolong pada usia kanak-kanak. Hayat 6-9 tahun masuk dalam golongan sukma pertengahan anak-momongan. Sedangkan usia 9-12 hari masuk dalam golongan penutup masa anak asuh-anak asuh. Maka dari itu karena itu kerumahtanggaan fase anak asuh-momongan ini peserta didik yang duduk plong tignkatan SD merupkaan permulaan bagi mereka untuk mengenal orang dewasa di luar keluarganya. Dan pula pada tahun ini, anak nan pada mulanya tertuju kepada dirinya sendiri dan berkepribadian egosentris mulai melekat kepada dunia luar, terutama perilaku insan-orang disekitarnya, sopan santun, dan pengelolaan kerama sesuai dengan lingkungan flat dan sekolahnya.

[14]



Oleh karena itu untuk tingkat SD materi PAI tersebut diberikan secara tercecer sesuai dengan kemampuan daya berpikir murid, baik itu materi PAI yang berhubungan manusia dengan Allah, makhluk dengan manusia, sosok dengan bendera sehingga ini boleh dipahami, diresapi maka dari itu anak didik dan lebih lanjut dapat mewarnai tingkah lakunya sehari-hari.

[15]



2)
Konseptual Pembelajaran PAI cak bagi SMP

Sreg tingkatan SMP ialah rata-rata usia 12-15 periode, ini masuk kerumahtanggaan golongan Pra-Taruna. Dalam fase ini ditandai dengan semakin meningkatnya sikap sosial pada anak. Gejala nan dominana pada waktu ini adalah kecondongan untuk bersaing nan berlangsung antara musuh sebaya dan lingkungan macam kelamin yang sejajar. Pada periode ini ada kesempatan yang sangat baik untuk membantu anak, disamping mneguasai mantra dan teknologi nan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya. Pula menumbuhkan sikap tanggung jawab dan menghargai ponten-nilai, terutama nan berpunca dari agama Islam.

[16]



Buat tingkat SMP cara penyampaiannya diperluas yaitu dengan menyorongkan alsan-alasan/dalil-dalil baik naqli atau aqli, sehingga anak jaga yang sudah lalu meningkat muda itu dapat membereskan cak bertanya-pertanyaan yang timbul n domestik pikirannya. Dan selanjutnya boleh memaklumi alasan-alasan tersebut dan menjadikan sebuah keyakinan.

[17]



3)
Lengkap Pembelajaran PAI bagi SMA

Dalam tingkatan SMA yang biasanya usianya yaitu 15-18 tahun, yakni usia yang tergolong dalam hari pubertas. Perian ini merupakan tahap akhir cak bagi individu dalam mempersiapkan dirinya kerjakan menjadi insan dewasa yang tegak sendiri. Sreg fase ini anak banyak mengalami krisis, namun krisis itu tidak akan dirasakan berat takdirnya sejak mulanya anak-momongan dan para taruna sudah lalu spirit dalam tanggungan yang menenmpatkan nubuat Islam sebagai penuntunnya. Takdirnya dalam diri remaja telah tertanam ponten-nilai religi maka sebagai makhluk nan berketentuan, ia akan selalu mampu menyikapi permasalahan hidup, baik yang unjuk dari kerumahtanggaan maupun berpokok asing dirinya.

[18]















Sreg tingkatan SMA cara penyampaiannya yaitu tiap materi yang disampaikan dilengkapi dengan keefektifan maupun arti dari materi PAI tersebut, sehingga dengan demikian mereka boleh meningkatkan pengertiannya terhadap aspek yang medium dipelajari setelah berbintang terang penjelasan mengenai faedah atau artinya. Disamping itu dapat menolong untuk menenteramkan jiwanya kerumahtanggaan menghadapi banyak kegelisahan yang ketimbul privat roh mudanya.

[19]




BAB III


Deduksi

1.
Matrei PAI nan ada puas tingkatan SD adalah: Akhlak, Ibadah, Al-Qur’an, Keimanan, Tarikh Islam. Materi PAI di tingkat SMP tidak jauh selisih dengan yang ada di SD. Materi-materi tersebut adalah: Keyakinan, Ibadah/fiqih, akhlak, Al-Qur’an, hadits, sejarah Islam. Materi PAI buat jenjang SMA tidak jauh tikai dengan SD dan SMP. Akan cuma hasil yang diinginkan pada tingkatan SMA ini lebih tingkatan berpangkal pada jenjang sebelumnya. Materi PAI bikin SMA ialah: Keimanan, Ibadah/Fiqih, Akhlak, Sejarah Islam, Tafsir/Hadits.

2.   Secara umum model pendedahan PAI pada SD, SMP dan SMA dapat dilaksanakan dengan memperalat beberapa metode. Sama dengan: Metode antisipatif, metode dialog kreatif, metode studi kasus, metode pelatihan. metode merenung. metode lawatan, metode kontemplasi, metode taubat, dan metode-metode lain yang bisa digunakan dalam proses belajar agama, diantaranya: metode analisis, metode
problem solving, metode tanya-jawab, creramah, pemberian tugas, dsb. Cak bagi tingkat SD materi PAI tersebut diberikan secara tercecer sesuai dengan kemampuan daya berpikir dalam-dalam petatar, baik itu materi PAI yang bersambung turunan dengan Allah, insan dengan manusia, manusia dengan kalimantang sehingga ini bisa dipahami, diresapi oleh momongan didik dan selanjutnya bisa mewarnai tingkah lakunya sehari-hari. Untuk tingkat SMP cara penyampaiannya diperluas yaitu dengan menganjurkan alsan-alasan/dalil-dalil baik naqli maupun aqli, sehingga anak asuh ajar nan telah meningkat remaja itu bisa menyelesaikan soal-pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Dan lebih lanjut dapat memahami alasan-alasan tersebut dan menjadikan sebuah keimanan. Lega tingkatan SMA cara penyampaiannya yaitu tiap materi yang disampaikan dilengkapi dengan kurnia alias arti pecah materi PAI tersebut, sehingga dengan demikian mereka dapat meningkatkan pengertiannya terhadap aspek yang sedang dipelajari setelah asian penjelasan tentang arti atau artinya. Disamping itu dapat menolong untuk menenteramkan jiwanya dalam menghadapi banyak kebingungan yang timbul dalam semangat mudanya.


Daftar pustaka

Darajat, Jati.
Guna-guna Pendidikan selam.
Jakarta: Mayapada Aksara, 1996.

Majid, Abdul dan Dian Andayani.
Pendidikan Agama Islam Berbasisi Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosada Karya, 2006.

Qomar, Mujamil.
Pengelolaan Pendidikan selam.
Jakarta: Erlangga, 2007.

Roqib, Muhammad.
Pedagogi islam.
Yogyakarta: LKiS, 2009.

Tohrin.
Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: RajaGarafindo persada, 2006.

Umar, Bukhari.
Didaktik Islam.
Jakarta: Amzah, 2010.

Zuhairini dkk.
Methodik Solo Pendidikan Agama
. Surabaya: Usana Offset printing, 1983.






[1]



Polos Darajat,
Mantra Pendidikan selam
(Jakarta: Dunia Aksara, 1996), 29.





[2]



Muhammad Roqib,
Pedagogi selam
(Yogyakarta: LKiS, 2009), 28.





[3]



Tohrin,
Psikologi Penerimaan Pendidikan Agama Islam
(Jakarta: RajaGarafindo persada, 2006), 16.





[4]



Mujamil Qomar,
Manajemen Pendidikan islam.
(Jakarta: Erlangga, 2007), 142.





[5]




Tohrin,
Psikologi Pengajian pengkajian..…, 16.





[6]




Muhammad Roqib,
Ilmu…..,
97.





[7]




Zuhairini dkk.,
Methodik Eksklusif Pendidikan Agama

(Surabaya: Usana Offset printing, 1983), 68.





[8]



Abdul Majid dan Dian Andayani,
Pendidikan Agama Islam Berbasisi Kompetensi
(Bandung: Remaja Rosada Karya, 2006), 147.





[9]




Zuhairini dkk.,
Methodik…,68.






[10]



Abdul Majid dan Dian Andayani,
Pendidikan…, 147.





[11]




Zuhairini dkk.,
Methodik…,69.






[12]



Abdul Majid dan Lentera Andayani,
Pendidikan…, 148





[14]



Bukhari Umar,
Ilmu keguruan Selam
(Jakarta: Amzah, 2010), 120.





[15]



Zakiah Darajat,
Ilmu…., 134.





[16]



Bukhari Umar,
Ilmu…, 121.





[17]



Zakiah Darajat,
Hobatan…., 134.





[18]



Bukhari Umar,
Ilmu…, 122.




[19]




Zakiah Darajat,
Aji-aji…., 135.

Source: https://www.banjirembun.com/2012/07/model-pembelajaran-pai-di-sd-smp-dan.html